Komunitas Pelajar & Peneliti Indonesia Halle, Jerman

Media Informasi pelajar dan peneliti Indonesia di kota Halle (Saale)

Freitag, September 01, 2006

Nonton Bioskop di Jerman



Hobi gw yang satu ini ga pudar biarpun gw di Jerman :) Mahal? Ga juga. Dengan 5 Euro (sekitar 60 ribu Rupiah) kita bisa nonton di Cinemaxx, sekelas bioskop 21 kalo di Indo. Di Jakarta juga biasa segitu so ga begitu mahal kan? Aslinya sih 7 Euro tapi tunjukkin kartu pelajar dan dapat diskon.

Tapi sebelum kita nonton, ada beberapa hal menarik yang bisa kita simak.

1. Di-Dubbing
Bukan hanya Jerman, tapi hampir semua negara Eropa men-dubbing film di bioskop.Mulai dari judul, pengisi suara, bahkan untuk beberapa movie, ada teks-teks yang di-edit menjadi bahasa Jerman. Proses dubbing yang lumayan lama menyebabkan film-film terbaru kalah cepat muncul di Jerman dibanding Jakarta sekalipun.
Tapi jangan takut, kebanyakan bioskop besar juga menayangkan versi Inggris, yang biasanya muncul 2-3 minggu setelah yang versi Jerman. Tapi sayangnya, nggak semua movie bakal muncul versi Inggrisnya

2. Judul kadang juga diubah

Judul bukan hanya diterjemahkan langsung ke bahasa Jerman, tapi terkadang di ubah sedikit. Orang Jerman lebih suka judul yang frontal dan straight forward sama tema movie, kurang suka yang puitis ato yang aneh-aneh. Contohnya, Meet the Parents di terjemahkan menjadi Meine Braut, ihr Vater und ich yang artinya my bride, her father, and me. Atau Eternal Sunshine of the Spotless Mind yang diubah menjadi Vergess mir nicht (forget me not).

3. Ada biaya Ekstra

Hati-hati, mesti lihat di Internet sebelum pergi ke bioskop.Untuk film yang lebih dari 2 jam, akan ada biaya ekstra 1 Euro! Begitu pula tempat duduk. Kalo duduk di baris belakang, juga nambah lagi 1 Euro!! Kalo ga mau bayar ekstra, terpaksa duduk di rombongan depan yang agak datar. Bakal sakit leher gara-gara mendongak 2 jam-an

4. Iklannya luaamaa pisan

Di Indo, kalo di tiket tertulis jam 8 malam, itu artinya movie mulai diputar jam 8 atau lewat 10 menit. Tapi di Jerman, kita harus nunggu 30 - 40 menit buat iklan. Jam 8 tepat ruang theater menjadi gelap kayak mo mulai nonton tapi ternyata malah disuguhin iklan. Biasanya 15-20 menit buat iklan produk, kemudian 10 menit terakhir buat trailer film-film yang akan datang.
Setelah iklan selesai, lampu ruangan kembali dinyalakan dan … beberapa petugas masuk sambil menjajakan dagangannya (biasanya produk yang baru saja di iklankan) 5 menit kemudian, barulah kita mulai nonton.

5. Ada Break di tengah-tengah

Kalo movie-nya lebih dari 2 jam, biasanya ada pause/break di tengah-tengah movie! Bayangkan saja tiba-tiba lampu kembali dinyalakan dan baru dilanjutkan 5 menit kemudian. Bagus juga sih buat ke WC tapi salah-salah bisa hilang mood
Dari tadi cuman dapat yang ga enaknya. Trus apa kelebihannya? Klik more untuk lima point selanjutnya.

6. Sneak Preview

Sneak Preview ini yang ga gw temui di Indo. Karena proses dubbing yang lama, perlu waktu ekstra sekitar 2 minggu sebelum sebuah movie mulai di putar di bioskop Jerman. Tapi ada beberapa bioskop yang mengeluarkan program khusus biar kita dapat menonton movie tersebut lebih awal dari tanggal release resmi di Jerman. Biasanya dalam bahasa asli karena tidak melewati proses dubbing. Program ini di sebut Preview dan selalu ditayangkan di atas jam 10 malam.
Trus apa itu Sneak Preview? Kadang ada bioskop yang merahasiakan judul movie yang akan ditayangkan. Jadi kita ga pernah tahu movie apa yang bakal kita dapat sampai mulai diputar. Pengalaman gw sih lumayan asik soalnya gw pernah dapet film-film bagus kayak Ray dan Million Dollar Baby. Pernah juga dapat film Maria Full of Grace, berbahasa Spanyol dan berteks Jerman
Tapi yang paling berkesan pas dapat Lemony Snicket’s A Series of Unfortunate Events. Bagi yang udah nonton pasti tahu kalo awalnya film ini kayak film anak-anak. Semua pada ketipu, malah ada orang yang udah hampir pulang

7. Sensor minimalis

Eropa memang paling longgar sama sensor, apalagi sama nudity. Yang bikin sebuah movie untuk 18 tahun ke atas hanya kalo ada adegan kekerasan. Di Jerman saja yang termasuk negara Eropa yang ‘ketat’ dalam sensor, hanya membatasi 12 tahun ke atas buat nudity. Kalo di Amrik, nudity hanya untuk 18 tahun ke atas. Orang Eropa memang lebih dewasa untuk urusan ini

8. Boleh sambil Makan & minum

Ga kayak Singapore yang melarang makan Pop Corn di dalam theater. Malah boleh bawa makanan yang kita beli dari luar, asal ga nasi bungkus aja.

9. Bioskopnya bersih

Kalo di Indo, abis nonton pasti banyak sampah di bangku. Kalo di sini, orang sangat menjaga kebersihan. Hampir semua orang membawa keluar sampah dan sisa makananya kalau habis nonton. Makanya petugas bersih-bersih hanya muncul abis movie terakhir.

10. Ada pembawa acaranya

Di beberapa bioskop kecil, yang biasanya buat art movie, ada pembawa acara yang nongol sebelum movie mulai. Karena di bioskop ini ga ada iklan, pembawa acara inilah yang memberi informasi tentang movie-movie mendatang, sekilas info mengenai movie yang akan ditonton, spesial event, dan bahkan memberikan kuis yang berhadiah CD soundtrack atau tiket gratis.
Orang Jerman suka banget sama bioskop yang ada pembawa acara ini, katanya lebih hidup. Kalo menurut gw sih agak garing

Ya, begitulah. Nonton di bioskop memang asik

0 Kommentare:

Kommentar veröffentlichen

Abonnieren Kommentare zum Post [Atom]

<< Startseite